BagaimanaAnda mengukur kinerja siswa di kelas Anda? Tes formal, , dan ujian adalah metode tradisional untuk menilai prestasi siswa. Survei adalah metode tradisional untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa tentang kursus dan instruktur. Pertanyaan survei tidak diberi nilai poin dan Survei tidak dinilai. Padadasarnya, orang Tionghoa sangat bangga dengan budayanya. Mereka terbuka dan mau membantu orang yang berminat belajar bahasa dan budaya mereka. Jadi, jangan takut atau malu bertanya kepada native speaker. Jika memiliki kesempatan, bergabunglah ke kelompok belajar, kursus, atau sekolah untuk mempelajari bahasa Mandarin secara kelompok. 2 Upaya guru meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, meliputi: memotivasi siswa untuk bertanya (memberikan nilai bagus, sanjungan, gerakan tubuh yang menggambarkan ungkapan senang, memberikan hadiah), memahami karakteristik siswa, menggunakan metode yang bervariasi. Fast Money. Daftar isi1 Apa syarat yang harus dimiliki oleh guru saat bertanya kepada siswa?2 Apa saja yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya?3 Bagaimana cara meningkatkan keterampilan siswa?4 Bagaimana cara kita sebagai calon guru agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran? Komponen keterampilan bertanya dasar, meiputi Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pemberian acuan. Pemindahan giliran. Penyebaran. Pemberian waktu berpikir. Pemberian tuntunan. Apa saja yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya? Adapun prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam memberikan keterampilan bertanya adalah sebagai berikut Kehangatan dan antusias. Jangan mengulang pertanyaan apabila peserta didik tak mampu menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunya perhatian dan partisipasi. Jangan mengulang-ulang jawaban. peserta didikd. Bagaimana cara yang dilakukan guru untuk mengasah siswa untuk memiliki keterampilan bertanya? Cara guru mengasah keterampilan bertanya siswa Mengenalkan sebuah fenomena yang menarik. Permainan Words in a question. Memberikan pertanyaan pancingan. Membentuk kelompok belajar dalam kegiatan pengamatan dan bertanya. Melengkapi pertanyaan. 6. Memulai Kelas dengan Bertanya. 7. Memberikan penghargaan. Apa itu pra test? Secara sederhana, pengertian pre test adalah tes yang dilakukan sebelum guru memulai pembelajaran. Tujuan pre test untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terkait materi yang akan disampaikan. Bagaimana cara meningkatkan keterampilan siswa? Meningkatkan Keterampilan Belajar Siswa Menciptakan Suasana Belajar yang Nyaman. Merangkum materi Pembelajaran. Belajar bersama teman. Melakukan praktik apabila diperlukan. Belajar rutin tetapi tidak perlu lama. Mencoba memahami materi pelajaran bukan menghafal materi. Bagaimana cara kita sebagai calon guru agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran? Untuk memancing siswa supaya aktif dan terlibat dalam pembelajaran diperlukan strategi-strategi, metode-metode, dan cara-cara khusus seperti di bawah ini Memperbanyak praktik, tidak hanya teori. Foto oleh Alena Darmel dari Pexels. Menggunakan model pembelajaran jigsaw. 4. Diskusi kelompok. Memberikan pertanyaan yang HOTS. Saat mengajar, Bapak dan Ibu Guru pernah tidak mendapatkan pertanyaan yang unik dari siswa? Misalnya, mereka mempertanyakan kenapa sekolah dilaksanakan di pagi hari, atau kenapa mereka perlu memakai seragam di sekolah. Meski kadang terdengar lucu, pertanyaan-pertanyaan itu justru membangun interaksi dalam pembelajaran. Dengan begitu, tercipta kelas yang aktif dan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Saking pentingnya sebuah pertanyaan, guru punya cara tersendiri untuk melatih keterampilan bertanya siswanya. Saya jadi ingat masa sekolah dulu, ada seorang guru saya yang meminta siswanya menulis pertanyaan sebanyak-banyaknya sebelum kelas dimulai. Setelah terkumpul, guru saya akan membaca pertanyaan itu satu per satu. Lalu, pertanyaan yang berkaitan dengan materi pada hari itu akan dipilih dan dibahas. Terdengar sederhana ya, Bapak dan Ibu Guru? Namun, tanpa disadari, kegiatan itu melatih keterampilan saya untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. Padahal sebelumnya, saya cenderung pasif di kelas. Berdasarkan pengalaman itu, saya jadi tahu kalau keterampilan bertanya memang dibutuhkan. Bukan hanya dalam belajar, tapi juga untuk berinteraksi sosial. Yuk, kita bahas soal keterampilan bertanya ini bersama-sama agar suasana pembelajaran pun jadi aktif. Mengenal Keterampilan BertanyaMelihat Pentingnya Pertanyaan dalam PembelajaranKomponen Keterampilan BertanyaBagaimana Cara Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa? Mengenal Keterampilan Bertanya Bertanya menjadi kegiatan yang selalu ada dalam suatu komunikasi, termasuk komunikasi pembelajaran. Tanpa adanya pertanyaan, interaksi antara kita dengan siswa tidak akan terbangun. Menurut buku Keterampilan Dasar Guru 2021, keterampilan bertanya merupakan perkataan yang digunakan guru dalam pembelajaran dua arah. Tujuannya, untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban dari siswa. Namun, tidak hanya untuk guru, keterampilan bertanya juga dibutuhkan siswa. Melalui pertanyaan, artinya siswa belajar. Karena, ada proses berpikir dalam otak mereka yang menjadi bagian dari proses pembelajaran. Isaac Newton menemukan Teori Gravitasi dari sebuah pertanyaan. Arsip Zenius Coba deh, Bapak dan Ibu Guru bayangkan. Saat pembelajaran diisi dengan ceramah, siswa hanya akan pasif mendengarkan. Mereka merasa tidak diberi kebebasan untuk bertanya. Berbeda lagi kalau kita memberikan pertanyaan yang memunculkan rasa penasaran siswa. Selain jawaban, mereka juga akan merespon pertanyaan itu dengan pertanyaan yang lainnya. Nah, menurut Bapak dan Ibu Guru, seberapa penting keterampilan bertanya siswa dibutuhkan dalam pembelajaran? Baca Juga Newton, Penemu Teori Gravitasi yang Benci Konfrontasi Melihat Pentingnya Pertanyaan dalam Pembelajaran Sebagai guru, kita harus mendorong dan melatih keterampilan bertanya siswa. Karena pada dasarnya, ilmu pengetahuan selalu bermula dari sebuah pertanyaan. Melalui pertanyaan, siswa dapat mengembangkan kepercayaan diri, berkomunikasi secara efektif, mengambil keputusan secara tepat, berpikir secara mendalam, dan merefleksikan sikap dan tindakannya. Keterampilan bertanya bantu menciptakan pembelajaran yang interaktif. Arsip Zenius Lebih jelasnya, Tri Sutrisno dalam bukunya, Keterampilan Dasar Mengajar 2019 menyebutkan bahwa keterampilan bertanya bermanfaat untuk membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa pada materi perhatian dan pembelajaran yang kesulitan belajar yang kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan pendapat atau gagasan siswa untuk berdiskusi dari pertanyaan yang guru atau temannya siswa untuk berpikir siswa untuk belajar mandiri. Agar tercipta kondisi kelas seperti di atas, tentunya keterampilan bertanya harus ditingkatkan. Salah satu caranya dengan memahami komponen-komponen keterampilan bertanya dasar. Baca Juga Inquiry-Based Learning Siswa Belajar Mandiri Komponen Keterampilan Bertanya Dalam keterampilan bertanya, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyusun pertanyaan yang baik. Nah, komponen di bawah ini bisa dijadikan acuan bagi Bapak dan Ibu Guru dalam memunculkan pertanyaan pada siswa. Berikut komponen-komponennya. Pertanyaan yang guru berikan bisa memunculkan pertanyaan baru dari siswa. Dok. Pressfoto via Freepik Menyampaikan pertanyaan secara jelas dan singkat agar mudah dipahami dan tidak acuan pada pertanyaan berupa informasi yang perlu diketahui pertanyaan pada inti materi atau topik pembahasan, jadi pertanyaan yang diberikan tidak pertanyaan agar siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjawab atau mengajukan waktu berpikir untuk siswa menjawab pertanyaan yang diajukan. Komponen-komponen di atas bertujuan untuk meningkatkan interaksi dalam kelas. Dalam hal ini, ada metode dialektika yang dapat digunakan jika diperlukan pemahaman dan keterampilan dalam bertanya. Jadi, selain metode tanya jawab, Bapak dan Ibu Guru juga bisa menyertakan metode dialektika. Dengan begitu, tercipta komunikasi pembelajaran yang lebih efektif. Selain memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya, apa saja hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan keterampilan bertanya mereka? Baca Juga Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa Bagaimana Cara Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa? Banyak cara yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Misalnya, meminta siswa membuat list pertanyaan seperti yang guru saya lakukan. Bapak dan Ibu Guru juga bisa merangsang siswa untuk bertanya terkait mata pelajaran tanpa penjelasan terlebih dahulu. Jadi, biarkan rasa ingin tahu siswa berkembang saat mendengar topik yang akan dibahas. Lalu, ada satu cara lagi yang bisa dilakukan, yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis pertanyaan. Pembelajaran berbasis pertanyaan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Arsip Zenius Bapak dan Ibu Guru bisa membagikan bacaan atau video yang sesuai dengan materi pelajaran ke siswa. Lalu minta mereka untuk mempelajari materi secara mandiri atau dengan teman sebangkunya. Karena materi belum dijelaskan sebelumnya, pasti siswa punya banyak pertanyaan. Nah, Bapak dan Ibu Guru bisa minta mereka untuk memberikan tanda pada bagian yang tidak dipahami. Tanpa disadari, mereka sebenarnya sudah mengumpulkan beberapa pertanyaan. Setelah itu, Bapak dan Ibu Guru bisa menjelaskan materi berdasarkan pertanyaan siswa. Jawablah pertanyaan secara urut sesuai pelajaran agar siswa lebih mudah memahaminya. Seperti peribahasa “malu bertanya sesat di jalan” ya, Bapak dan Ibu Guru. Jangan sampai siswa kesulitan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi, karena tidak mau atau segan bertanya. Jadi, tidak ada salahnya memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendominasi kelas dengan pertanyaan. Selain membuat mereka lebih aktif dan dinamis, keterampilan bertanya mereka juga akan meningkat. Kalau Bapak dan Ibu Guru sendiri, apa cara yang sudah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa? Coba bagikan pengalamannya di kolom komentar, ya! Oh iya, supaya pembelajarannya lebih bermakna, Bapak dan Ibu Guru bisa memanfaatkan fitur-fitur ZenRu, lho. Mulai dari materi pelajaran, paket soal, sampai laporan penilaian, semuanya ada di sana. Referensi Baca Juga Artikelnya Lainnya Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Kelas Teori Belajar Humanistik, Proses Memanusiakan Manusia Teori Belajar Konstruktivisme, Membangun Pengetahuan dari Pengalaman Pengertian Keterampilan Bertanya Bertanya dalam proses pembelajaran sangat penting, dengan pertanyaan yang baik dan tepat dalam melontarkannya dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa. Keterampilan dan kelancaran bertanya guru atau calon guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik dari segi isi maupun tekniknya. Keterampilan bertanya adalah kecakapan atau proses fisikal, emosional, dan intelektual untuk mengucapkan sesuatu dimana dari ucapan tersebut meminta respons atau tanggapan dari orang yang mendengar ucapan tersebut. Seorang pengajar dituntut untuk memiliki keterampilan bertanya secara baik agar dapat menyampaikan maksud dan menggali pengetahuan atau tingkat kompetensi yang dimiliki oleh siswanya terkait materi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu keterampilan bertanya menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh tenaga pengajar atau guru sekolah. Manfaat Penggunaan Keterampilan Bertanya Penggunaan keterampilan bertanya dalam suatu proses belajar mengajar memberikan banyak manfaat bagi guru sebagai pengajar maupun pada para siswa tentunya. Selain dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, keterampilan bertanya juga bermanfaat dalam banyak hal lainnya misalnya menganalisis kemampuan akademik yang dimiliki oleh para siswa terkai materi pelajaran yang diberikan. Berikut ini beberapa manfaat keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar 1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar Dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait materi pelajarana yang diberikan, guru dan murid menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih aktif karena adanya partisipasi aktif dari siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain itu, dengan melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa, guru dan murid pada akhrinya menjalin komuniaksi dua arah dalam keiatan belajar mengajar. 2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu Pemberian pertanyaan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Siswa akan menjadi lebih memperhatikan materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih nyaman dilakukan oleh para siswa karena tumbuhnya minat da rasa ingin tahu tersebut. 3. Mengembangkan pola dan cara belajara aktif Seperti yang sudah di uraikan pada bagian petama, memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait materi pelajarana yang diberikan, guru dan murid menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih aktif karena adanya partisipasi aktif dari siswa. Hal ini terjadikarena guru dan murid pada akhrinya menjalin komuniaksi dua arah dalam keiatan belajar mengajar. Pola bejajar aktif tentunya memiliki keunggulan dari pada pola belajar pasif. Dalam pola belajar aktif, siswa dan guru akan lebih sering berinteraksi dengan pertanyaan dan jawaban sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lebih optimal. 4. Menuntun proses berpikir siswa Dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, guru dapat membantu siswa yang kesulitan dalam memahami isi materi pelajaran. Pertanyaan akan membuat siswa melakukan proses berpikir untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan sehingga isi materi pelajaran yang diberikan oleh guru dapat di pahami oleh siswa. 5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang dibahas Pertanyaan yang diberikan kepada siswa tentunya bertujuan untuk membuat siswa memusatkan perhatiannya terhadap masalah atau isi materi pelajaran yang diberikand alam kegiatan belajar mengajar. Dengan memberikan pertanyaan, perhatian siswa yang teralihkan oleh hal lain dapat kembali terpusat ke dalam materi pelajaran. Unsur Penting dalam Keterampilan Bertanya Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban respon dari peserta didik. Ada 3 hal penting dalam keterampilan bertanya yaitu 1. Pausing Pausing dilakukan pada saat setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan untuk memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban, untuk memperoleh jawaban yang komplit dan untuk memahami pertanyaan atau menganalisa pertanyaan. Pausing juga bertujuan agar banyak murid yang menjawab. 2. Prompting Prompting adalah proses ketika guru mengajukan pertanyaan “sulit”, sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab, karena sulitnya atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melakukan “prompt” untuk mendorong siswa menungkapkan jawaban dengan memberikan beberpa petunjuk atau informasi. Caranya melakukan prompting yaitu Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain Pecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat terjawab 3. Probing Probing adalah proses melacak, menuntun dan mengarahkan siswa. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk murid lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi. Yang akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna. Acuan Dasar Sebuah Pertanyaan Sebuah pertanyaan hasrus mampu disampaikan secara baik sehingga dapat diperoleh tujuan dari pertanyaan tersebut. Untuk itu pertanyaan tersebut harus disampaikan sesuai dengan dasar-dasar pertanyaan yang baik dan benar misalnya Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa Memberikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu Meberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan Membagikan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata Membrikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untukmenjawab atau bertanya Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua kegiatan-kegiatan belajar mengajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. 1. Ketarampilan Bertanya Dasar Berikut ini Contoh Pertanyaan Keterampilan Bertanya Dasar a. Jelas dan singkat Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa. Contoh Berapa hasil penjumlahan dari 5 + 5? Siapa yang bertugas membersihkan papan tulis hari ini? Dapatkah kalian menemukan inti permasalahan topik bahasan kali ini? b. Pemberian acuan Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dibahas. Contoh Komponen-komponen bertanya dibagi menjadi 2 macam yaitu keterampilan bertanya dasar dan lanjutan. Apakah perbedaan keduanya? Salah satu unsur penyusun sebuah paragraf adalah ide pokok paragraf. Apakah unsur pembentuk lainnya dari sebuah paragraf? Acuan pertanyaan harus berisikan informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Apakah tujuan pemberian acuan pertanyaan tersebut? c. Pemusatan Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yang perlu didalami. Contoh Di dalam naskah cerita tersebut, siapakah yang menjadi tokoh antagonis? Di dalam naskah cerita tersebut, bagaimanakah sudut pandang yang digunakan penulis? Di dalam naskah cerita tersebut, apakah pesan moral yang ingin disampaikan penulis? d. Pemindahan giliran Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya. Contoh Alur cerita terbagi menjadi beberapa jenis, apa saja macam jenis alur cerita? Apa yang membedakan alur cerita maju, mundur dan campuran? Bagaimana struktur cerita berdasarkan jenis-jenis alur cerita tersebut? e. Penyebaran Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang duduk di deretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru. Contoh Siswa A, Apa yang dimaksud dengan idgam bigunnah? Siswa H, Bagaimana contoh bacaan surah yang menggunakan hukum bacaan idgam bigunnah? Siswa Z, Apakah contoh bacaan idgam bigunnah dari siswa H sudah tepat? f. Pemberian waktu berpikir Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya. Contoh Si Toni berangkat dari titik A menuju kota B Sejauh 5Km ke arah Timur, Kemudian ia balik dari Kota B menuju desa C sejauh 2 Km. Berapa jauh jarak perpindahan Toni dar titik A ke Desa C? Jika Budi memiliki 5 ekor ayam. Keseluruhannya adalah campuran ayam jantan dan betina. jika 3 diantaranya adalah ayam jantan, berapakah jumlah ayam bertina Budi? Berapakah jumlah huruf hijaiyah? g. Pemberian tuntunan Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain sebagai berikut Memparafrasa, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan dengan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya. Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan. Contoh pertanyaan awal Jika Budi memiliki 5 ekor ayam. Keseluruhannya adalah campuran ayam jantan dan betina. jika 3 diantaranya adalah ayam jantan, berapakah jumlah ayam bertina Budi? Parafrasa Budi memiliki 5 ekor ayam campuran betina dan jantan. Jika tiga ekor diantaranya merupakan ayam jantan, Ayam betina milik Budi berjumlah? Pertanyaan lain Hasil dari 5 dikurang 3 adalah? Menulangi penjelasan Jika 5 ekor ayam campuran jantan dan betina di kurangi 3 ekor ayam jantan, maka berapa jumlah ayam betina? 2. Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan Berikut Contoh Pertanyaan Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjut a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Contoh Apakah kesimpulan dan informasi penting dari penggalan paragraf tersebut? Apakah jenis kalimat tersebut termasuk jenis kalimat majemuk setara ataukah kalimat majemuk bertingkat? Berdasarkah hasil laporan ilmiah tersebut, rumusan masalah penelitian yang digunakan penulis adalah? Metode apakah yang digunakan dalam mengidentifikasi persebaran jumlah penduduk dalam makalah tersebut? Bagaimanakah hasil akhir dari laporan penelitian tersebut? b. Pengaturan urutan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi. Apa yang dimaksud dengan upaya bela negara? Apakah peraturan yang mengatur tentang upaya bela negara? Mengapa seseorang harus melakukan upaya bela negara dalam kehidupan sehari-hari? Siapa saja yang elemen yang harus melakukan upaya bela negara? Bagaimana contoh upaya bela negara dalam setiap elemen masyarakat tersebut? c. Pertanyaan Pelacak Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu 1. Klarifikasi Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain. Contoh Apa yang dimaksud dengan ide pokok paragraf? Apa yang kamu maksud dengan kalimat utama? 2. Meminta peserta didik memberikan alasan Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya. Contoh Menurut kamu dalam naskah cerita tersebut, sudut pandang pengarang menggunakan sudut pandang orang ke tiga, mengapa demikian? 3. Meminta kesepakatan jawaban Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban yang telah diajukan. Contoh Dalam naskah cerita tersebut menurut Jawaban si A, sudut pandang pengarang adalah menggunakan sudut pandang orang ke tiga. Bagaimana menurutmu? 4. Meminta ketepatan jawaban Apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat. Contoh Dalam naskah cerita tersebut menurut Jawaban si A, sudut pandang pengarang adalah menggunakan sudut pandang orang ke tiga, sedangkan menurut si B adalah sudut pandang orang pertama. Manakah sudut pandang pengarang yang tepat? 5. Meminta jawaban yang lebih relevan Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih relevan. Contoh Jenis-jenis prosa terbagi menjadi beberapa macam, apa sajakah jenis tersebut? Apakah perbedaan dari macam-macam prosa tersebut? 6. Meminta contoh Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban yang diajukannya. Contoh Upaya bela negara menurut kamu dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, lalu bagaimanakah contoh upaya bela negara yang bisa dilakukan oleh pelajar? 7. Meminta jawaban yang lebih kompleks Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana, maka guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas. Contoh Bagaimana cara tumbuhan membuat makanannya sendiri? Apa saja proses yang terjadi dalam fotosintesis tumbuhan? d. Mendorong terjadinya interaksi Untuk mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus diperhatikan adalah 1. Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya. Contoh Bagaimanakah contoh upaya bela negara yang dilakukan oleh TNI? Diskusikanlah dengan teman sebangku kalian dan berikan satu jawaban contoh upaya bela negara tersebut. Diskusikanlah bersama teman kelompokmu, mengapa pemerintah perlu menetapkan kebijakan luar negeri? 2. Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk didiskusikan. Contoh Sungguh pertanyaan yang bagus dari siswa A, Nah bagaimana menurut pendapat kalian semua terkait pertanyaan A tentang pengaruh globalisasi dialam kehidupan sosial?

bagaimana cara bertanya kepada guru